Penginapan Suzanna Era '80-an |
Bismillah..
Wataw watsap semuanya? Akhirnya bisa menulis lagi. Kemarin-kemarin saya membuka blog hanya untuk menunaikan apa yang sudah diminta oleh Kang Yuday. Membaca postingannya yang sedang mengikuti salah satu kontes di dunia maya ini. Beliau salah satu orang yang suka membantu saya membenahi blog. Memberi pengetahuan lain tentang elemen-elemen blog yang sampai sekarang pun kadang saya masih keblinger untuk memahaminya. Beliau orangnya baik banget klo kita minta bantuan atau sekedar menanyakan beberapa hal mengenai per-blog-an. Beneran deh. Pokoknya top markotop.
Wataw watsap semuanya? Akhirnya bisa menulis lagi. Kemarin-kemarin saya membuka blog hanya untuk menunaikan apa yang sudah diminta oleh Kang Yuday. Membaca postingannya yang sedang mengikuti salah satu kontes di dunia maya ini. Beliau salah satu orang yang suka membantu saya membenahi blog. Memberi pengetahuan lain tentang elemen-elemen blog yang sampai sekarang pun kadang saya masih keblinger untuk memahaminya. Beliau orangnya baik banget klo kita minta bantuan atau sekedar menanyakan beberapa hal mengenai per-blog-an. Beneran deh. Pokoknya top markotop.
Setelah membaca postingan Kang Yuday tentang Voucher Hotel Murah di RajaKamar.com jadi teringat mengenai hal inap menginap waktu saya masih senang berkeliaran antar daerah. Eh, sampai sekarang pun masih senang kok berkeliaran ke beberapa daerah. Program menjelajah Indonesia masih menjadi angan-angan saya setelah lulus kuliah nanti.
Oh iya, ngomong-ngomong tentang penginapan, entah itu motel, hotel, atau pun penginapan biasa. Saya mempunyai cerita horror mistis bombastis spektakuler dan wedun lah pokoknya. Maaf berlebihan. Hahaha.. Jadi ceritanya begini, awal tahun 2010 kemarin kami satu angkatan beserta dosen mengadakan praktikum ke Kota Banjar. Di sana kami akan mengikuti audiensi bersama Walikota Banjar. Banjar yang saya maksud adalah kota hasil pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Mungkin orang Jawa Barat sudah tahu. Seperti biasa kami serombongan setelah berdiskusi ria bersama Bapak Walikota rencananya akan langsung ke tempat istirahat, yaitu penginapan yang ada di Kota Banjar. Antara perempuan dan laki-laki tempat penginapannya terpisah agak jauh. Karena keterbatasan fasilitas yang ada di sana. Maklum, bukan daerah objek wisata yang mempunyai beragam tempat penginapan.
Setelah itu kami pun beranjak ke penginapan masing-masing. Saya saat itu kebetulan menjabat sebagai Koordinator Tim Materi Praktikum Sistem Pemerintahan Desa. Tukang menghubungi dosen, rancang materi praktikum, menghubungi pihak Pemda dan tetek bengek yang berhubungan dengan masalah akademis. Lalu ketua praktikum pun mengamanatkan saya yang berada di bis pertama yang nota bene berisi sebagian besar perempuan. Sang ketua pun berkata, "Ma, perempuan di hotel Mustika ya", "ok siap komandan" saya pun berujar. Asyik, Hotel Mustika cimiiiiwww.. Dalam hati dan pikiran saya terbayang sebuah penginapan yang lumayan lah. Tidak mengharapkan penginapan bintang lima apalagi bintang tujuh (eh itu mah puyer ya, hahaha..). Yang penting nyaman untuk sekedar merabahkan badan yang sudah terombang-ambing jalur Jatinangor-Banjar.
Dan taukah kalian? Apa yang ada dipikiran dan hati saya tersebut salah besar. ZONK!
Waktu bus yang kami tumpangi berhenti tepat di depan Hotel Mustika (entah hotel atau motel atau apalah itu namanya, yang pasti bukan bintang 2 sekalipun), kami semua, para mahasiswi sontak berujar pada bapak supir, "Pak, ini tempatnya? Salah mungkin Pak.." dan kami semua agak enggan untuk turun dari bus. Tapi dilihat-lihat di plang nama tempatnya Mustika. Owalaaaaahhhh.. Jadi tempatnya itu klo bisa saya deskripsikan seperti tempat penginapan jaman Suzanna main film horror tentang Bang Bokir itu loh.
Tak ada lobi, tak ada tempat parkir untuk bus. Penjaga penginapannya juga auranya sudah beda. Tampak sering mengamati gerak gerik kami dan menyembunyikan sesuatu serta berkomat kamit entah baca apa. Kaca-kaca dan kayu-kayu kamarnya sudah berdebu, lantainya juga berdebu dan retak-retak, gersang, kamar bawah tidak ada fasilitas AC maupun kipas angin padahal di Banjar itu sangat panas. Tapi di kamar atas tempat saya menginap ada AC tahun Suzanna main film itu. Kamar mandi di kamar saya pun atapnya bolong, air baknya pun kotor, closet tak terurus, pokoknya mencekam. Lampu kamar mandinya pun 5 watt yang kuning itu. Masalah kasur, jangan ditanya, tak terurus sama sekali. Mistis!
Rel Kereta Api di Pinggir Penginapan Mistis |
Kamar yang saya tempati kebetulan berdampingan dengan rumah kosong yang sudah separuh bobrok. Kata teman-teman sih di bangunan itu ada tulisan yang lumayan besar bertuliskan "Perjanjian Drakula". Jadi penginapan kami itu berada tepat di tikungan. Klo kata orang-orang disebut sebagai bangunan tusuk sate. Dan berada dekat di bawah jembatan. Tak jauh dari penginapan ini adalah Stasiun Kereta Api di Banjar. Aroma mistisnya sudah tercium oleh beberapa teman yang memang katanya bisa melihat dan merasakan. Tapi karena saya orangnya datar, biasa saja, jadi ga terlalu mengulik hal-hal seperti itu. Yang saya rasakan hanya biasa saja, sebuah tempat yang fasilitas penginapannya seperti kembali ke jaman Suzanna di era '70-an atau 80-an.
Waktu malam menjelang, saya, Dini, dan Leo berada di kamar atas pojok samping rumah kosong itu. Lalu Gie, F, dan Rurry berada di sebelah kamar kami serta langsung berbatasan dengan lorong (gelaaaap banget) tidak merasakan hal-hal aneh. Merasa nyaman-nyaman saja. Tidak ada pikiran aneh-aneh. Bahkan saya sempat terjaga di tepat pukul 12 malam untuk mengambil HP yang sedang di-charge, lalu mendengarkan suara kereta api yang sedang transit di sana. Sampai keesokan harinya kami tidak merasakan apa-apa, malah kami tidur pulas sepulas-pulasnya. Udah dasar tukang tidur mungkin ya, jadi dimana pun itu tempatnya tidur ya tidur.
Tapi, taukah kalian? Saat malam itu ternyata banyak teman perempuan maupun laki-laki (yang sengaja main ke tempat penginapan perempuan) dengan sengaja dan tanpa sengaja memancing para blaemblaem (disensor) keluar menampakkan diri. Ada yang bertemu di bawah jembatan belakang penginapan, ada di antara rel kereta api, ada di jendela kamar atas yang ga boleh kami tempati. Dan ada salah seorang teman yang melihat ada blaemclukcluk di depan kamar saya. Walaaaaahhhhh.. Baru keesokan harinya kami diceritakan oleh mereka tentang kejadian itu. Percaya tidak percaya memang kita harus percaya pada hal-hal ghaib. Tapi jika kita tidak menganggu mereka, ya kita pun tak akan di ganggu kok. Buktinya kami bangun keesokan harinya dengan sumringah dan membuat teman-teman lain keheranan dengan kelakuan kami yang ceria. Hahahahaha.. Meskipun setelah mendengar cerita itu jadi merinding ajojing.
Bagaimana dengan pengalaman kalian?? Oh iya, jangan lupa berkunjung di Voucher Hotel Murah di RajaKamar.com yaaaaaaa.. Pasti pada doyan yang murah-murah kan? Selamat hari Selasa kawan-kawan ;)
0 komentar:
Posting Komentar