Pada saat-saat sekarang ini jama’ah haji sedang berangkat ke Makkah, tempat diselenggarakan ibadah haji. Berbeda dengan ibadah ritual lainnya, yang bisa dilaksanakan di mana saja asalkan memenuhi syarat, maka rangkaian ibadah haji hanya dilaksanakan di Arafah, Mina, masjidil haram. Kalau ada sementara orang melaksanakan kegiatan serupa itu di tempat lain, maka kegiatan itu hanya sebatas latihan.
Dengan demikian, pelaksanaan ibadah haji menggugurkan pendapat yang mengatakan bahwa, semua tempat dan waktu itu adalah sama. Sering terdengar pendapat yang mengatakan, mengapa harus pergi jauh-jauh, sekedar berdoa saja di manapun bisa dilakukan. Dikatakan bahwa, semua tempat adalah sama. Bahkan ada saja orang yang tidak mau repot, walaupun sedang berada tidak jauh dari masjidil haram, masih memilih sholat di hotelnya, dengan berdalih bahwa semua tempat adalah sama.
Padahal, sudah barang tentu, shalat di Masjidil Haram nilainya berbeda dengan shalat di Hotel, sekalipun keduanya sama-sama dilakukan dengan berjama’ah. Sholat di masjidil Haram jauh lebih utama dan bahkan nilainya berlipat ganda dibanding dengan shalat di tempat lain. Begitu pula, tatkala orang sedang di Masjidil Nabawi, selalu berusaha mengambil tempat shalat di Raudhah, karerna tempat itu memiliki keutamaan dibanding dengan di tempat lain.
Kalau semua tempat dianggap sama, maka hanya sebatas wukuf tidak harus ke Arafah, melempar jumrah tidak harus ke Minna, Thawwaf dan sa’i tidak harus di masjidil haram. Umpama semua tempat sama, maka bisa saja melakukan wukuf di stadion atau di sawah sebelah rumah. Tentu hal itu tidak boleh. Wukuf harus di Arafah, melempar jumrah harus di Mina, thawaf harus mengeliloingi ka’bah, dan sa’i harus ditempatnya.
Tidak boleh berhaji di tempat selain yang disebutkan di muka. Oleh karena itu, betapapun jauhnya letak masjidil haram , Arafah, dan Mina, maka akan didatangi oleh kaum muslimin yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Mereka tidak khawatir dan bahkan takut dengan besarnya resiko perjalanan jauh, biaya mahal, dan bahkan keselamatan, baik keselamatan di perjalanan ataupun di tempat pelaksanaan haji itu.
Panggilan haji bagi orang yang beriman, adalah sebagai sesuatu ajaran yang harus ditunaikan. Mereka tidak memikirkan resiko dan beratnya pelaksanaan ibadah itu. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan haji, terdapat orang-orang yang sudah sangat tua, dan bahkan sudah tidak mampu lagi berjalan dengan sempurna, tetapi panggilan itu didatangi. Mereka ingin mend
0 komentar:
Posting Komentar