Setiap kali memperingati hari sumpah pemuda, maka yang terbayang adalah persatuan bangsa yang terbangun sedemikian kokoh. Bangsa ini menempati wilayah yang sedemikian luas, mulai dari Sabang hingga Merauke. Dari kedua kota itu, bisa ditempuh hingga 8 jam dengan menggunakan pesaawat terbang. Bisa dibayangkan, perjalanan itu hampir sama antara Surabaya-Jeddah.
Penduduknya terdiri atas berbagai suku yang berbeda-beda. Demikian pula perbedaan itu juga tampak pada jenis rambut, warna kulit, bahasa komunikasi sehari-hari, mata pencaharian, adat istiadat, agama, dan kepercayaan, dan lain-lain. Akan tetapi di atas perbedaanm itu, mereka merasa satu, ialah menjadi bangsa Indonesia.
Dilihat dari warna kulitnya, bangsa ini juga berbeda-beda, mulai dari berwarna sawo matang, keputih-putihan, hingga yang agak hitam. Demikian pula, bentuk dan warna rambutnya. Ada yang lurus, agak keriting hingga yang amat keriting. Penduduk yang menempati daerah Sumatera berambut lurus, dan sebaliknya penduduk Papua, umumnya mereka berambut sangat keriting.
Makanan pokok mereka juga beraneka ragam. Sementara ada yang terbiasa mengkonsumsi beras, jagung, hingga sagu. Mata pencaharian mereka, ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, peternak, Pelaut, bekerja di tambang, kerajinan, buruh di perusahaan, dan lain-lain. Jenis pekerjaan mereka yang berbeda juga menjadikan penghasilannya setiap bulan juga berbeda-beda.
Perbedaan itu juga terlihat dari agama dan kepercayaannya. Mayoritas bangsa Indonesia adalah muslim, akan tetapi tidak sedikit di antara mereka yang beragama lain. Bahkan di wilayah-wilayah tertentu, agama lain itu yang mayoritas, seperti Bali, mayoritas penduduknya adalah beragama Hindu. Penduduk NTT, Papua, dan beberapa tempat lain mayoritas Nasrani.
Agama yang dipeluk berbeda-beda itu menjadikan berbagai jenis tempat ibadah tumbuh dan berkembang, dibangun dan dipelihara oleh masing-masing pemeluknya. Suatu saat di antara mereka memang tampak berkompetisi. Akan tetapi tidak selalu menjadikan mereka konflik. Bahkan hal yang menarik, adakalanya mereka saling menjaga, agar terjadi harmoni di antara kelompok yang berbeda-beda itu.
Persatuan dan kesatuan bangsa yang bhineka ini selalu terpelihara. Maka, sebagai ungkapan rasa syukur, sekedar membandingkan, maka kita menemukan bangsa yang memiliki kesamaan, baik warna kulit, adat istiadat, bahasa sehari-hari, dan bahkan agamanya, tetapi mereka sangat sulit dipersatukan. Sebagai contoh, Bangsa Arab pada umumnya memiliki berbagai kesamaan, tetapi ternyata tidak mudah dipersatukan. Konflik di antara bangsa Arab sendiri dianggap menjadi hal biasa.
Karunia Tuhan tgerbesar yang dilimpahkan kepada bangsa Indonesia, adalah persatuan itu. Semangat bersatu terasa sekali. Masing-masing mereka mengetahui ada perbedaan, bahkan perbedaan itu juga pada aspek ekonomi. Di antara penduduk di pulau satu dengtan pulau lainnya, antara kota dan desa terjadi perbedaan yang menyolok. Tetapi mereka memiliki kesediaan untuk bersatu.
Oleh karena itulah maka pada setiap datang tanggal 28 Oktober, yang dalam sejarahnya pernah terjadi peristiwa penting, yaitu para pemuda dari berbagai daerah bertemu untuk menyatakan bersatu sebagai bangsa Indonesia. Persatuan itu sedemikian mahal, sulit dibangun, dan dipelihara. Maka, tidak pantas dan seharusnya malu, sebagai pemimpin justru selalu konflik, berebut, dan bertikai, apapun dalihnya. Persatuan bangsa harus diletakkan di atas segala-galanya. Wallahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar