Mengapa para pemuda sekarang kurang greget terhadap sejarahnya sendiri, terlebih sejarah agama dan bangsanya sendiri?
Mengapa generasi bangsa ini gengsi dan menganggap kuno berbicara tentang sejarah, terlebih membaca buku-buku sejarah bahkan mempelajari sejarah secara komprehensif?
Mengapa dalam sistem pendidikan nasional kita mata pelajaran/kuliah sejarah sengaja di desain kurang bahkan tidak menarik?
Bukankah dengan menyadari dan menghayati sejarah akan dan pasti mempunyai jati diri dan pribadi yang pribadional, baik dalam diri kita sendiri maupun agama dan bangsa kita?
Bukankah dengan mempelajari sejarah kita dapat mengambil bekal pelajaran dari sejarah-sejarah berharga di masa lalu untuk menjalani dan membuat hidup kehidupan kita masa depan?
Bukankah waktu itu tidak bisa berjalan mundur dimana hikmah-hikmah kehidupan dan mutiara-mutiara kebaikan telah tergilas oleh waktu?
Apakah kita mau –jika tidak dengan sejarah-, tempat, waktu dan orang yang melahirkan kita, dikatakan semuanya itu hanyalah mitos dan takhayyul belaka?
Apakah kita mau –jika tidak dengan sejarah-, dari mana keyakinan kita lahir, siapa orang suci dan tuhan kita, dikatakan semuanya itu hanyalah mitos dan takhayyul belaka?
Apakah kita mau –jika tidak dengan sejarah-, perjuangan, tumpah darah para pejuang dan pahlawan dan kemerdekaan bangsa dan negara kita, dikatakan semuanya itu hanyalah mitos dan takhayyul belaka?
Catatan harian Mafish de Philein
Senin, 25 juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar