Pages

Selasa, Agustus 16

Refleksi 66 Tahun RI



66 tahun sudah sejak 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya. Dan hari ini, kita akan menyambut HUT RI yang ke 66 tahun kemerdekaan tersebut. Namun yang jadi pertanyaan sekarang, kemerdekaan apakah yang akan kita rayakan..??

Apakah kemerdekaan para koruptor yang bebas dan merdeka melakukan korupsi di negeri ini..?? masalah selama ini menjadi masalah dan tantangan utama kita semua, namun rasanya bukan semakin mereda, namun semakin menjadai. 2 kasus besar yang menyorot mata kita adalah kasus Gayus Tambunan seorang pejabat di Dirjen Pajak adalah kasus yang menggemparkan Negara ini. Dan kini disusul Muhammad Nazarudin dengan nilai Rp. 6 Trilliun. Ini gambaran begitu merdekanya negri ini bagi para koruptor kelas atas yang mengaku kelas teri.

Atau apakah kemerdekaan bagi kaum miskin yang menikmati kemiskinanya..?? masalah yang patut kita soroti juga. Dimana ditengah hingar bingar bangunan menjulang tinggi di ibu kota, masih banyak yang tinggal di pinggir kali, dengan seadanya dan ala kadarnya. Makan seadanya. Bahkan ada juga yang tinggal di kandang kambing. Kemerdekaan mereka adalah hanya bersyukur karena mereka bisa hidup di negeri ini.

Atau mungkin kemerdekaan pendidikan yang kita pun bebas menikmati hal yang absurt..? Polemik sisttem pendidikan dengan ujian nasional yang menjadi momok kelulusan yang menurut saya sangat tidak efektig. Dimana kelulusan ditentukan dalam waktu 3 hari dengan 40 soal setiap mata pelajaran wajib. Rasa-rasanya kug tidak manusiawi sekali. Belum lagi dana pendidikan yang besarnya “hanya” mencapai 20 % dari anggaran pemerintah. Dan buktinya banyak juga anak-anak seusia “WAJAR” yang merdeka tanpa menikmati pendidikan.

Lalu kemerdkaan mana yang jadi cita-cita para pejuang dulu..?? Dimana asas pancasila dan cita-cita UUD 1945 yang 66 tahun lalu didengung-dengungkan..?? Sedih hati ini ketika melihat angka 66 bagi RI namun selayaknya bayi berumur 1,5 tahun yang sedang belajar merangkak dan berjalan namun sering terjatuh… sadar maupun tidak disadari, seperti itulah keadaan kita saat ini.

Dikalangan akademisi dan aktivis kampus, sempat muncul ide “gila” untuk membuat Negara ini menjadi Negara-negara territorial kecil, yang setiap wilayahnya memiliki hak yang besar untuk memajukan wilayahnya sendiri, sehingga masing-masing berlomba dengan sungguh-sungguh untuk mengembangakan dan meratakan kesejahteraan warga di wilayahnya masing-masing. Namun rasanya ini juga bukan pilihan yang terbaik.

Lalu biman dong..??

Tenang kawan, Negara ini masih punya banyak harapan. Harapan itu adalah kita sebagai generasi muda calon penerus bangsa. Tugas kita saat ini adalah memerdekakan kreativitas kita. Melalui ide dan bakat kita, kita kreasikan kemerdekaan kita ini dengan karya-karya yang positif, pemikiran yang cemerlang, dan tentunya siap menjadi penerus para pemimpin saat ini. Namun bukan untuk korupsinya, cuek dengan kemiskinannya, atau cuek dengan pendidikan warganya. Seperti apapun nantinya, yang penting saat ini, kita kreasikan seitap ide dan gagasan kita.

Pesan dari saya,

“ Jamane jaman edan, ora edan ora keduman;

Yen edan ojo kebablasan, mundak dadi ora kelingan”

Lets Be a Creative Independent Generation………!!!!

0 komentar: