Sepakbola merupakan olahraga terpopuler dari dulu hingga kini, bahkan sepakbola bukan hanya sekedar olahraga semata saat ini. Dalam perkembangan nya sepakbola merupakan "Bahasa Universal" dalam menyampaikan pemikiran, bahkan apabila anda ingat sepakbola juga mampu menciptakan perdamaian walaupun bersifat sementara, bagaimana di World Cup 2006 Jerman, salah satu stasiun tv Internasional milik Amerika Serikat menangkap gambar keakraban antara Tentara Zionis Israel dan Pejuang Palestina tengah menonton pertandingan World Cup secara bersama-sama di sebuah rumah yang hampir roboh dengan menggunakan pesawat televisi yang tak lebih berukuran 14 Inch.
Ya, itulah sepakbola. Sebuah olahraga yang saat ini menjadi olahraga terpopuler bahkan hingga nanti di dunia ini. Bahkan sepakbola tidak hanya menjadi dominasi bagi kaum adam, namun wanita pun pula. Bahkan dari usia dini hingga usia senja semuanya hampir suka dengan tontonan sepakbola.
Bagi semua penikmat bola mungkin telah mengetahui beberapa rivalitas panas yang ada di dunia ini, seperti rivalitas antara Jerman dan Belanda setiap bertemu di level Eropa atau Dunia, ataupun antara Brazil dengan Argentina. Hal itupun hampir serupa. Di level klub rivalitas antara dua penguasa kompetisi Inggris antara Manchester United dan Liverpool, Boca Juniors dan River Plate di Argentina, ataupun Derby terpanas di dunia yang mempertemukan antara Inter Milan dan AC Milan yang bermukin di satu kota yaitu Milan. Mungkin semua itu masih kalah panas jika dibandingkan dengan duel yang bertajuk EL CLASICO. Ya, sebuah pertarungan sepakbola antara dua penguasa kompetisi Spanyol bahkan Dunia antara Real Madrid dan Barcelona. Sebuah pertarungan yang memiliki sejarah panjang sehingga pertarungan ini selalu dinanti oleh penggila bola di seluruh penjuru dunia karena tontonannya yang menarik, sebuah tajuk perang bintang ataupun sebuah pertarungan harga diri. Bahkan panasnya tidak hanya terjadi di negeri asalnya Spanyol, namun juga sudah mendunia yang melibatkan antara kedua belah pendukung.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai El Clasico, saya akan memberi sebuah penjelasan sedikit dan sederhana yang semoga menjadi informasi bagi pembaca seputar rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona baik dari sejarah perseteruan hingga perkembangannya kini. CEKIDOT ..... !!!!
SEJARAH RIVALITAS REAL MADRID DAN BARCELONA
Real Madrid dan Barcelona merupakan dua dari sekian dari beberapa klub tua yang berdiri di Spanyol. Real Madrid berdiri pada tanggal 06 Maret 1902, namun cikal bakal berdirinya Real Madrid telah ada jauh sebelum dimulainya abad ke-20. Tepatnya di tahun 1897, dimana kaum profesor dan mahasiswa asal Inggris yang terinspirasi dari pemikiran kaum cendikiawan mencoba memperkenalkan olahraga sepakbola dan mendirikan Football Club Sky. Namun tiga tahun berselang, klub terpecah menjadi Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid.Pada 1902, klub terakhir pecah lagi dan berdirilah Madrid Football Club, yang meraih gelar Copa Del Rey 1905 dan turut mendirikan federasi sepakbola Spanyol pada 1909. Barulah pada 1920, klub menggunakan nama Real Madrid yang disematkan Raja Alfonso XIII. Sedangkan Barcelona didirikan tahun 1899 oleh seorang kelahiran Swiss bernama Hans Gamper. Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan (satu suku bangsa di Spanyol).
Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Jendral Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah ibukota dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque.Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah “penjajahan” Spanyol. Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia. Sejak saat itu FC Barcelona menganggap dirinya menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Walaupun adanya sebuah misteri dibalik sejarah rivalitas El Clasico. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona. Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid. Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang, Menyerang dan Menyerang !!! Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan. Namun versi lain menyebutkan, sebenarnya Jendral Franco merupakan fans dari klub Atletico Madrid, dan bukan Real Madrid. Hal ini dikarenakan Atletico Madrid merupakan klub yang didirikan oleh anggota angkatan udara Spanyol yang merupakan korps militer yang menjadi latar belakang militer Jendral Franco. Jendral Franco sangat membenci Barcelona karena adanya komunitas komunis yang menjadi identik yang melekat di kaum catalan. Bahkan ada sumber lain yang menyebutkan jika sebenarnya Jendral Franco adalah fans dari Barcelona, dikarenakan saat itu Jendral Franco membantu Barcelona membeli Stadion Les Corts dan kelak nantinya membantu Barcelona untuk mendirikan Estadio Camp Nou. Salah satu bukti lainnya adalah, Franco berdedikasi besar mendatangkan Luis Suarez (Pemain Barcelona Era 40an) untuk bermain di FC Barcelona. Bahkan di era masa kekuasaan Jendral Franco dari tahun 1940 hingga 1953, Real Madrid tidak pernah meraih juara La Liga, sedangkan Barcelona meraih 5 kali juara La Liga dan Atletico Madrid meraih 4 kali juara La Liga. Apakah itu menjadi cukup bukti jika kita masih meyakini Jendral Franco adalah Pemimpin Spanyol yang pro terhadap Real Madrid.
BERIKUT ADALAH RUMOR LAIN DAN SANGGAHAN SEPUTAR RIVALITAS REAL MADRID DAN BARCELONA YANG MERUMORKAN REAL MADRID DIBACKING OLEH JENDRAL FRANCO :
- Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu dibunuh oleh pihak militer yang menjadi latar belakang Franco pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Yang menjadi sebuah bantahan adalah ditahun 1936 dimana saat itu Josep Sunol beritanya dibunuh oleh Jendral Franco, Jendral Franco pada saat itu bukanlah siapa-siapa, karena Franco baru berkuasa pada tahun 1940. Adapun alasan lain jika Franco membunuh Sunol adalah basic dari Sunol itu sendiri yang berasal dari Partai ERC yaitu sebuah Partai berhaluan komunis yang sangat menentang paham Facisme yang dipegang oleh Franco. Dimana pada saat itu terjadi perang sipil di Spanyol, dimana Partai ERC menjadi musuh dari pasukan nasionalis sehingga Sunol terbunuh dalam perang itu. Sebuah fakta jika Sunol mati dikarenakan keadaan perang.
- Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika waktu istirahat para pemain Barcelona “diinstruksikan” (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan “pengaturan pertandingan” dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya. Namun apakah ini menjadi bukti kuat jika Franco ada dibelakang kekalahan Barcelona dari Real Madrid. Perlu diketauhi dalam pertandingan dimana Barcelona kalah 11-1 dari Real Madrid itu, skor pada babak pertama adalah 8-0 dari Real Madrid. Sebuah kelucuan jika dengan skor yang sudah 8-0 pihak Militer mengancam agar Barcelona mengalah pada Real Madrid. Sementara itu apakah kita masih meyakini jika kekalahan Barcelona merupakan akibat tekanan dari Militer. Secara logika berpikir, dengan skor 8-0 hingga paruh babak I, sulit rasanya Barcelona untuk menang. Jadi hal ini murni kekalahan Barcelona, bukan rumor adanya tekanan militer yang menyebabkan Madrid menang.
PERSETERUAN REAL MADRID DAN BARCELONA ERA 2000an MILENIUM BARU :
Perseteruan antara Real Madrid dan Barcelona sebenarnya telah lama terjadi, namun persaingan abadi itupun terjadi pula hingga kini. Bahkan perseteruan itu bukan lagi terjadi di atas lapangan namun juga diluar lapangan. Salah satu contohnya adalah perseteruan yang melibatkan pemain karena pengkhiatan kepindahan ke klub rival abadi. Sebenarnya jauh sebelum era milenium baru, banyak pemain yang di labeli sebagai pengkhianat karena berpindah klub ke klub rival abadi. Sebagai contoh ialah Ricardo Zamora, sebuah nama yang kemudian di abadikan sebagai Penghargaan bagi Kiper Terbaik di Kompetisi La Liga. Ricardo Zamora dulunya adalah Kiper dari Barcelona yang kemudian menyebrang ke klub Real Madrid. Dia lah yang tercatat sebagai orang pertama yang dilabeli sebagai pengkhianat dalam rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona. Ataupun kepindahan Luis Enrique dari Real Madrid ke Barcelona di periode 90an. Sebenarnya banyak nama yang tercatat sebagai pengkhianat.
Namun rivalitas panas antara Real Madrid dan Barcelona di era Milenium Baru di mulai di tahun 2000, dimana saat itu Real Madrid mampu membajak Luis Figo dari Barcelona untuk kemudian membela Madrid. Sebagaimana diketahui, Figo merupakan Ikon dan Pujaan dari publik Camp Nou bersama dengan Rivaldo, Luis Enrique, dan juga pelatih Barcelona saat ini Joseph Guardiola. Wajar bila Figo di cap sebagai pengkhianat sejati publik Catalan, karena saat Figo datang ke Camp Nou, Figo bukanlah seorang Bintang, di Barcelona lah ia kemudian melejit dan kemudian menjadi pemain bintang tingkat dunia. Meskipun Figo saat itu merupakan bagian dari generasi emas Portugal bersama Rui Costa dan Fernando Couto, karena pernah membawa Timnas Junior Portugal menjadi Juara Piala Dunia Junior pada era awal 90an.
Namun rivalitas panas antara Real Madrid dan Barcelona di era Milenium Baru di mulai di tahun 2000, dimana saat itu Real Madrid mampu membajak Luis Figo dari Barcelona untuk kemudian membela Madrid. Sebagaimana diketahui, Figo merupakan Ikon dan Pujaan dari publik Camp Nou bersama dengan Rivaldo, Luis Enrique, dan juga pelatih Barcelona saat ini Joseph Guardiola. Wajar bila Figo di cap sebagai pengkhianat sejati publik Catalan, karena saat Figo datang ke Camp Nou, Figo bukanlah seorang Bintang, di Barcelona lah ia kemudian melejit dan kemudian menjadi pemain bintang tingkat dunia. Meskipun Figo saat itu merupakan bagian dari generasi emas Portugal bersama Rui Costa dan Fernando Couto, karena pernah membawa Timnas Junior Portugal menjadi Juara Piala Dunia Junior pada era awal 90an.
Kepindahan Luis Figo merupakan sebuah realisasi atas proyek besar dari Presiden Madrid kala itu yaitu Florentino Perez. Ya, Perez lah yang berandil besar dalam kepindahan Figo ke Estadio Santiago Barnebeu. Ketika dalam kampanye nya, Perez menjanjikan akan mendatangkan jajaran pemain bintang untuk bermain di Barnebeu dengan tujuan glamoritas, prestasi dan pendapatan bagi klub. Dan Figo merupakan orang pertama yang berhasil didatangkan Perez sebagai realisasi proyek Mega Bintangnya.
Selain Figo, Luis Nazario De Lima alias Ronaldo juga di cap sebagai pengkhianat publik Catalan. Karena juga menyebrang ke Real Madrid. Meskipun ada perbedaan diantara kasus Figo dan Ronaldo. Ronaldo tidak langsung menyebrang dari Barcelona ke Real Madrid. Ronaldo meninggalkan Barcelona ketika itu menuju ke klub Italia Inter Milan. Beberapa tahun di Inter karir Ronaldo lebih banyak berkutat dengan meja operasi karena faktor cedera kambuhan. Ketika tahun 2002 di World Cup Korsel & Jepang, Pelatih Timnas Brazil saat itu Luis Felipe Scolari berani mencantumkan nama Ronaldo dalam bagian Timnas di World Cup 2002 meskipun sebelum World Cup digelar Ronaldo baru sembuh dari cedera kambuhannya. Namun hal itu yang menjadi titik keemasan Ronaldo, dimana ia mampu membawa Timnas Brazil Juara mengalahkan Jerman dengan skor 2-0 dimana ia pun mampu menyumbangkan gol dalam partai final dan di nobatkan sebagai Pencetak Gol Terbanyak kedua dibawah Miroslav Klose. Gemilangnya permainan Ronaldo di World Cup menarik perhatian Perez untuk membeli Ronaldo dari Inter Milan. Dan beberapa hari setelah Piala Dunia 2002, Ronaldo resmi berkostum putih. Dan hal ini yang menyebabkan publik Catalan memberi label pengkhianat besar.
Panasnya bara perseteruan itu juga tak hanya seputar sejarah, prestasi dan pengkhianatan, tapi juga dalam sisi transfer pemain berlabel bintang. Tercatat dalam Milenium baru dibawah Perez dan Presiden Madrid lainnya Real Madrid mampu mendatangkan nama-nama berlabel bintang seperti Zinedine Zidane, Ronaldo, Luis Figo, David Beckham, Ruud Van Nistelrooy, Michael Owen, Antonio Cassano, Robinho, Wesley Sneijder, Walter Samuel, Esteban Cambiasso, Arjen Rooben, Fabio Cannavaro, Emerson, Rafael Van der Vaart, Klas Jan Huntelaar, hingga Xabi Alonso, Kaka, Cristiano Ronaldo, dan Mesut Ozil di era 2010.
Sedangkan Barcelona tercatat mampu mendatangkan Edgar Davids, Giovanni Van Bronchost, Ronaldinho, Thierry Henry, Gianluca Zambrotta, Edmilson, Samuel Eto'o yang di cap sebagai pengkhianat Madrid, Ludovic Giully, Hendrik Larsson, Yaya Toure, ataupun pembelian sensasional Zlatan Ibrahimovic dan David Villa, hingga yang terakhir transfer Alexis Sanchez dan Fabregas.
Perseteruan itu juga sampai ketubuh Timnas Spanyol, dimana setelah era kepemimpinan Raul Gonzales, terjadi reformasi dalam tubuh Timnas. Nama-nama yang dulu menjadi langganan dalam Timnas seperti Raul Gonzales, Fernando Morientes, Ruben Baraja, David Albelda, Diego Tristan telah mampu digantikan oleh nama-nama muda yang ada. Namun setelah era Raul Gonzales yang berganti dengan nama-nama baru terjadi persaingan antara Madrid dan Barcelona dalam tubuh timnas, ketika Spanyol Juara Euro 2008 dan World Cup 2010, mayoritas pemain Timnas di isi oleh Pemain Barcelona dan Real Madrid, seperti Victor Valdes, Charles Puyol, Gerard Pique, Xavi Hernandez, Sergio Basquets, Andreas Iniesta, David Villa dan Pedro Rodriguez dari kubu Barcelona. Ataupun Iker Casillas, Rafael Arbeloa, Xavi Alonso, Sergio Ramos, dan Raul Albiol di kubu Real Madrid.
Dibanyak sisi itu sebenarnya rivalitas diantara mereka menyangkut prestasi, terhitung dari awal 2000 hingga 2011 Barcelona lebih dominan ketimbang Madrid, hal ini terbukti dari raihan 5 kali Juara La Liga dan 3 kali Juara Liga Champions. Itu belum dihitung dengan Copa Del Rey dan piala-piala lainnya. Sedangkan Real Madrid dari era 2000 hingga 2011 hanya mampu menjadi Juara La Liga sebanyak 4 kali dan 2 kali Juara Liga Champions. Serta baru 1 kali Juara Copa Del Rey.
Ya itulah sepenggal Rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona yang mungkin akan abadi dan menjadi tontonan menarik bagi kita karena sarat sejarah, cerita, gengsi, adu strategi dan kemampuan para kumpulan bintang. Sebuah rivalitas yang tak hanya melibatkan lapangan hijau tapi juga melibatkan kesukuan, paham politik, ataupun adu gengsi di bursa transfer hingga merambah ke Timnas Spanyol. Perseteruan yang melintasi banyak sektor yang tak hanya urusan lapangan hijau.
SELESAI .... !!!!
SELESAI .... !!!!
( Samuel Eto'o yang di cap sebagai Pengkhianat Madrid, Terlantar di Real Madrid namun sukses besar di Barcelona)
0 komentar:
Posting Komentar