Pages

Rabu, Agustus 17

Di Stefano, Legenda Madrid yang pernah Berseragam Tiga Negara

Mungkin sebagian besar orang masih awan dengan nama Alfredo Di Stefano. Seorang legenda besar sepakbola dunia dengan bakat dan prestasi yang luar biasa. Mungkin namanya kurang setenar Pele, Maradona ataupun Michael Platini, namun secara kualitas Di Stefano sesungguhnya bagian dari bintang dunia yang gemilang di era 50an. Meskipun tidak semua orang tahu akan namanya, Madridistas patilah tahu betapa besar kehebatannya. Ya karena ia merupakan Legenda Terbesar Real Madrid dengan pengabdian dan kontribusi besar bagi Madrid bahkan hingga kini meskipun usianya telah menyentuh angka 85 tahun. Sosoknya merupakan striker maut dan  monster kotak penalti lawan bersama tandem sejatinya French Puskas dari Hungaria. Bisa dibilang duet ini lah yang menjadi duet maut di level Liga Champions yang tak tergantikan hingga kini. Karena duet maut antara Stefano dan Puskas mampu memberikan 5 Trophy Liga Champions bagi Madrid kala itu. Untuk mengenal lebih jauh, berikut adalah sekilas tentang Alfredo Di Stefano.


PROFIL STEFANO

Terlahir dengan nama Alfredo Di Stefano Laulhe, lahir pada tanggal 4 Juli 1926 di kota Barracas, Buenos Aires, Argentina. Stefano berasal dari imigran asal kota Nicolosi atau di kota Catania, Italia. Mengawali karier di klub lokal River Plate Argentina, Stefano tumbuh menjadi sosok pesepakbola yang memiliki talenta luar biasa meskipun kemudian tidak langsung memperkuat klub besar. Setelah hijrah dari River Plate, Stefano memperkuat 2 klub berlevel medioker yaitu Huracan dan Millonarios.

Kariernya di Millonarios dibilang sangat baik, dalam 4 tahun menjalani kariernya disana dari tahun 1949-1953 ia mampu menciptakan 120 Gol dari 131 Penampilannya bersama Millonarios. Hal ini lah yang membuat Barcelona dan Real Madrid berebut mendapatkannya. Pada awalnya Barcelona merupakan pemilik sah dari Stefano, namun muncul sebuah masalah ketika hak kepemilikan atas Stefano di pertanyakan. Karena River Plate, Huracan, dan Millonarios sama-sama mengklaim memiliki beberapa bagian dari hak kepemilikan Stefano. Ketika muncul permasalahan tersebut, muncul lah Real Madrid sebagai klub yang menengahi permasalahan tersebut selain FIFA sebagai Federasi Sepak Bola Dunia. Real Madrid kala itu selain bertujuan untuk membajak Stefano dari Barcelona, Real Madrid juga bersedia menyelesaikan konflik hak kepemilikan diantara klub yang berseteru tersebut. Dengan Banderol 4,4 Juta Peso untuk mendapatkannya dari Barcelona dan penyelesaian hak kepemilikannya, Stefano secara resmi menjadi milik Real Madrid.

Kariernya banyak dihabiskan di Real Madrid, tak kurang dari 12 tahun ia abdikan untuk Real Madrid. Selama berkarir di Real Madrid ia berhasil menyumbangkan 8 Gelar La Liga, 5 Kali Juara Liga Champions, dan 1 Gelar Copa del Rey. Bersama French Puskas, Di Stefano dan Puskas sangat ditakuti oleh lawan-lawannya. Karena kehebatannya itulah Di Stefano mendapat julukan "SAETA RUBIA" yang artinya Rubah berbulu Pirang. Julukan ini diberikan karena ia adalah pemain yang kuat, cepat, fleksibel, taktis, memiliki visi yang matang, serta mampu menguasai dan menjelajahi seluruh sisi lapangan dengan baiknya. Hingga karirnya sebagai pemain sepakbola di Espanyol.

Stefano tercatat sebagai Pencetak Gol terbanyak Real Madrid di kompetisi La Liga dengan torehan 216 gol dari 262 pertandingan. Namun rekor itu mampu dipatahkan oleh Raul Gonzales di era Millenium Baru. Meskipun demikian, Stefano masih dianggap sebagai yang terbanyak, karena persentase golnya per partai lebih baik ketimbang Raul. Itu belum lagi rekor gol dari Di Stefano yang di beri predikat sebagai Pencetak Gol Terbanyak Liga Champions dengan torehan 49 Gol. Meskipun akhirnya di tahun 2005 rekor itu mampu dipecahkan oleh Andriy Shevchenko dan kemudian berpindah ke Raul Gonzales, Fillipo Inzaghi ataupun Ruud Van Nistelrooy secara bergantian. Ditahun 1957 dan 1959, ia dianugerahi sebagai Pemain Terbaik Eropa atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Ballon De Oor.

Setelah pensiun di usia 40 tahun bersama klub Espanyol, Real Madrid mengadakan pertandingan atau kompetisi testimonial atau sebagai salam perpisahan kepada Stefano. Dimana kompetisi itu diberi nama Alfredo Di Stefano Trophy yang diselenggarakan pada tanggal 7Juni 1967 atau tepat satu tahun setelah Di Stefano mengumumkan gantung sepatu. Dalam Turnamen itu Celtix keluar sebagai Juara dalam Turnamen Alfredo Di Stefano. Kehebatannya sebagai pemain juga di akui oleh beberapa legenda besar sepakbola seperti Pele, Eusebio dan Sandro Mazzola, mereka mengatakan bahwa Stefano adalah pemain dengan kemampuan yang paling lengkap dengan permainan yang paling sempurna yang pernah mereka lihat. Bahkan mungkin tak akan pernah ada pemain yang bisa menandingi kesempurnaan skill dan permainan yang ia miliki.


Bahkan dalam daftar FIFA 100 atau 100 Pesepakbola Pilihan yang dianggap menjadi Legenda Besar Sepakbola Dunia, nama Stefano masuk kedalam daftar FIFA 100 tersebut. Bahkan namanya terdapat di urutan ke empat dalam FIFA 100 dibawah Pele, Maradona, dan Johan Cryuff. Pada November 2004 dalam gelaran UEFA Jubille, Federasi Sepakbola Spanyol memilih Stefano sebagai Pemain Timnas Spanyol yang paling luar biasa dalam 50 tahun terakhir. Bahkan karena kontribusinya, ia diangkat menjadi Presiden Kehormatan Real Madrid.



STEFANO PERKUAT 3 NEGARA

Sebagai pemain, Stefano mungkin sangatlah sempurna sebagai pribadi karena skill dan permainannya. Namun kesempurnaan itu tidak lengkap karena tidak mampu mempersembahkan trophy bagi negaranya. Di Stefano merupakan pemain yang tercatat sebagai pesepakbola yang pernah memperkuat tiga negara, yaitu Argentina, Kolombia, dan Spanyol. Stefano pernah memperkuat Timnas Argentina pada tahun 1946 dengan Caps 6 Pertandingan, meskipun hanya 6 kali memperkuat Argentina, ia mampu menyumbangkan 6 Gol atau dengan persentase 100%. LUAR BIASA....

Tiga tahun berselang ia memperkuat Timnas Kolombia meskipun penampilannya sebagai Pemain Kolombia, tidak pernah di catat oleh FIFA sebagai Pertandingan Internasional Caps miliknya. Di Timnas Kolombia ia hanya bermain sebanyak 4 kali tanpa menceploskan 1 gol pun. Kegemilangan penampilannya bersama Real Madrid, membuat Spanyol tertarik untuk menaturalisasi pemain ini, tahun 1957 akhirnya resmi untuk kali pertamanya memperkuat Timnas Matador. Selama karirnya di Timnas Spanyol dari tahun 1957-1961, Stefano mencatatkan 31 caps dengan 23 Gol.

Selama kariernya, Di Stefano tidak pernah sama sekali mencicipi atmosfer Piala Dunia. Pada Piala Dunia 1950, dimana kala itu Stefano masih memperkuat Argentina, Timnas Argentina tidak ikut dalam partisipasi Piala Dunia 1950. Di Piala Dunia 1954, Di Stefano Argentina tidak memasukkan namanya karena Stefano dianggap pernah memperkuat Kolombia. Setelah ditahun 1957 Stefano berseragam Spanyol, Stefano turut dalam bagian Timnas Spanyol dalam Pra Piala Dunia 1958, ia tampil sebanyak 4 laga dalam Pra Piala Dunia dan akhirnya tak mampu membantu Spanyol lolos dalam Piala Dunia 1958. Pada tahun 1962, Spanyol mampu dibawanya lolos ke Piala Dunia, malangnya nasib Stefano, karena ketika Piala Dunia akan digelar, ia mengalami cedera parah. dan saat itu ia memutuskan untuk mengakhiri karirnya di Timnas.

0 komentar: