Just info Gan. Ini dia balasan surat dari Pak BeYe pada Nazarudin, Tersangka dalam banyak kasus suap dan korupsi di beberapa Kementerian Republik Indonesia. Pada waktu itu beliau menulis surat atas nama pribadinya yang esensi nya menginginkan agar Pak SBY melindungi anak & isterinya karena mereka tidak terlibat dalam permasalahan ini terutama isteri Nazaruddin yang di duga ikut terlibat dalam suatu kasus yang saat ini menjadi buruan Interpol. Untuk hal itu Nazaruddin rela langsung di hukum sesuai dengan kesalahannya tanpa melalui proses hukum terlebih dahulu, serta berjanji tidak akan membuka / menyebutkan nama-nama yang terlibat di dalam kasus nya terutama mereka yang menjadi bagian dari armada Partai "Biru".
Berikut adalah balasan Surat dari Pak BeYe ke Nazaruddin : CEKIDOT ......... !!!!!
Jakarta, 21 Agustus 2011
Kepada Sdr Muhammad Nazaruddin
di tempat
Pada hari Minggu, 21 Agustus, saya telah membaca surat saudara. Meskipun, sebelumnya saya juga telah mendengarnya dari pemberitaan berbagai media massa. Agar rakyat Indonesia menjadi jelas duduk persoalannya, saya putuskan untuk membalasnya melaui surat ini.
Terkait proses hukum yang sedang saudara hadapi, mari kita semua tunduk pada aturan yang ada di negara hukum ini. Dalam setiap kasus hukum, yang melibatkan siapa pun, saya tidak pernah, tidak akan - dan memang tidak boleh - mencampuri proses hukum yang harus independen, bebas dari intervensi siapa pun.
Prinsip dasar non intervensi, penegakan hukum yang merdeka tersebut, diatur dan dijamin dengan jelas di dalam UUD 1945 dan peraturan perundangan terkait lainnya.
Oleh karena itu, saya sarankan, saudara kooperatif menjalani semua proses hukum yang sedang berlangsung. Saya meyakini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang sekarang menangani kasus saudara, akan bekerja secara profesional, independen, dan adil.
Sampaikanlah seluruh informasi yang saudara ketahui kepada KPK, agar menjadi bernilai di hadapan hukum, agar semua menjadi jelas dan tuntas. Termasuk informasi tentang siapa saja yang harus bertanggungjawab, tidak peduli dari unsur manapun atau dari partai politk apa pun.
Karena, hukum tentu harus kita tegakkan berdasarkan alat bukti semata, tanpa pandang bulu, tanpa tebang pilih. Dengan demikian, kita melaksanakan prinsip dasar persamaan di hadapan hukum (equality before the law), yang juga dijamin dalam konstitusi.
Terkait masalah ketenangan keluarga saudara, dalam semua kasus, tidak hanya kasus saudara, saya selalu memerintahkan agar aparat penegak hukum bekerja profesional, menjamin keselamatan semua pihak yang terkait. Adalah sudah menjadi tanggung jawab aparatur negara untuk menjamin ketenangan, kenyamanan, dan keamanan seluruh warga negara.
Meskipun, itu bukan berarti juga perlindungan atau kekebalan dari proses hukum jika warga negara yang bersangkutan terjerat suatu perkara. Kita harus terus menjamin agar penegakan hukum kita berjalan adil, transparan, dan akuntabel - jauh dari proses tawar menawar atau negosiasi, dalam bentuk apa pun.
Demikian tanggapan saya atas surat saudara. Semoga dalam suasana Ramadhan kali ini, apa yang saudara alami, dapat menjadi bahan renungan dan intropeksi. Selamat berpuasa, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua.
Presiden Republik Indonesia,
Dr H Susilo Bambang Yudhoyono
----- SELESAI -----
Ada yang menilai surat ini merupakan sebuah "balasan murni" dari Pak BeYe atas surat yang sebelumnya dibuat oleh Nazaruddin pada dirinya. Ada juga yang menilai jika ada motif pengembalian citra dirinya dan juga Partai "biru"nya yang telah hitam di sorot mata rakyat. ENTAHLAH ????
Wis sing penting perut kenyang... Ora peduli sing sopo pemimpine...
Jamane wes Edan... Orde Baru Miskin Demokrasi tapi Harga Barang Murah....
Jamane Orde Baru runtuh & masuk ke Jaman Reformasi, Harga Barang Mahal namun Demokrasi MURAHAN....
Rakyat iku ngga butuh mau siapa pemimpinnya atau bagaimana sistem kepemimpinannya, yang penting Perut Iso Kenyang... Sekolahne Murah, n Lenyep tu Istilah "Miskin Dilarang Sakit"... Itulah Mayoritas JERITAN RAKYAT INDONESIA....
0 komentar:
Posting Komentar