Pages

Jumat, Agustus 26

MENGGAPAI MAKNA HIDUP DI MALAM PENENTUAN (LAILATUL QADR)

Ramadhan telah berada dipenghujung, ada perasaan bahagia bercampur sedih tatkala ramadhan itu akan meninggalkan kita.

Menurut Rasulullah ramadhan dibagi menjadi tiga pase, yaitu sepuluh hari pertama (tanggal 1-10) disebut rahmah (kasih sayang), sepuluh hari kedua (tanggal 11-20) disebut magfirah (pengampunan), dan sepuluh ketiga (tanggal 21-29/30) disebut itqun minan naar (pembebasan dari api neraka).
Pada sepuluh akhir bulan ramadhan ada satu malam yang dikenal dengan lailatul Qadr (malam penentuan) yang mana jika seseorang beribadah di malam itu sama dengan beribadah sebanyak seribu bulan (alfi syahri) sebagaimana firman Allah dalam surah Al Qadr (97), ayat 1-5:
                   •               
“1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593]. 2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? 3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. 97:1-5)

Menurut Bapak Quraish Shihab, makna al Qadar itu ada tiga macam, yaitu pertama; berarti penetapan dan pengaturan sehingga Lailat ASl Qadar dipahami sebagai penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Kedua; berarti kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena dipilih sebagai malam turunnya Al Qur’an, serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Ketiga; berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti ditegaskan dalam QS. Al Qadr ayat 4.

Sehingga dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.

Sebagai umatnya Rasulullah kita seyogyanya bertekad keras terhadap diri kita, keluarga kita untuk senantiasa mengisi akhir-akhir bulan ramadhan itu dengan segala amaliah Ramadhan baik yang wajib maupun amaliah sunah lainnya, terutama dimalam-malam ganjil. Karena ada indikasi dari rasulullah bahwasanya turunnya lailatul Qadar itu di malam ganjil, akan tetapi tidak menapikan malam-malam genap.

Ada beberapa tips agar kita senantiasa menemukan lailatul Qadar itu, antara lain: Pertama; shalat isya dan shubuh berjamaah, karena kedua shalat itu pahalanya menempati ibadah satu malam suntuk jika dilaksanakan secara berjamaah. Kedua; beribadah semalaman sejak shalat magrib sampai shalat subuh dan ibadah-ibadah lainnya. Ketiga; mencari waktu-waktu yang mustajab dalam berdo’a dan beribadah yaitu sepertiga malam (antara jam 2 – 4 malam).

Adapun amaliah yang dilaksanakan ketika berjaga-jaga menunggu datangnya lailatul Qadar antara, shalat wajib, memperbanyak shalat sunah seperti shalat tahajud, tarawih, witir, hajat, taubat, shalat tasbih dan shalat sunah mutlak lainnya. Disamping itu memperbanyak membaca al Qur’an dengan memahami maknanya, sehingga Al Qur’an benar-benar turun untuk diri kita.

Mudah-mudahan kita senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita untuk senantiasa mengisi sisa-sisa bulan ramadhan ini dengan hal-hal yang bernilai dan bermakna bagi hidup kita untuk kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Semoga. Amin
Jorong, 25 Ramadhan 1432 H/25 Agustus 2011 M

0 komentar: