Pada awalnya saya tidak terlalu memikirkan kuantitas, yang kupikirkan hanya kualitas, dengan alasan : pertama, kuantitas tanpa kualitas hanyalah sia-sia belaka. Kedua, kualitas dapat berdiri sendiri walaupun tanpa ada kuantitas. Tetapi dengan seiring bertambahnya pengalaman, berkrmbangnya pikiran dan kematangan jiwa saya mencabut pernyataan diatas dan menggantinya dengan statement yang baru, berikut : “sejatinya seimbang sama antara kebutuhan akan kuantitas dan kualitas hasil yang diperoleh.”
Setiap statement harus memiliki suatu alasan atau argument yang melandasinya. Ketika suatu statement tanpa didasari alasan-alasan yang logis dan rasional sama saja dengan suara yang keluar dari mulut kerbau. Banyak sekali argument–argument yang mendukung bahwa seimbangnya kadar kuantitas dan kualitas, pada kesempatan kali ini saya hanya mencantumkan beberapa kalimat bijak sebagai pendukungnya.
Pertama, man jadda wa jada. Ungkapan ini sangat populer dikalangan pesantren guna memecut semangat agar membara dalam meraih keberhasilan. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil, kira-kira itu arti dari bahasa aslinya. Suatu usaha dengan kesungguhan sangat menentukan keberhasilan. Kadar kuantitas usaha dengan kesungguhan yang tinggi melahirkan kualitas keberhasilannya yang tinggi pula.
Kedua, al-qodru bi qodri at-ta’ab. Merupakan penguat dari alasan pertama. Hasil atau keberhasilan ditentukan dengan usaha jerih payah yang dilakukan. Sangat jelas bahwa keberhasilan merupakan suatu upah dari hasil usaha gigih yang dilakukan.
Ketiga, ala bisa karna biasa. Kalimat bijak asli jawa ini menyatakan bahwa kita bisa (ahli) melakukan sesuatu karena kita sering atau terbiasa (kebiasaan) melakukannya. Kebiasaan merupakan kadar kuantitas dalam melakukan sesuatu sehingga kita bisa mempunyai kualitas (keahlian) untuk melakukannya.
Masih banyak alasan-alasan yang lainnya, tapi saya cukupkan sampai disini. Dan akhirnya saya meminta kritik atau saran yang membangun, logis serta rasional dari para pembaca.
Terima kasih telah membaca.
Sunday, June 12, 2011
Mafish de Philein
0 komentar:
Posting Komentar