Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
- Syair Imam Syafi’i -
Di kala jiwa ini menurun semangat. Di kala stres pikiran di saat ada sms dari seberang sana, “Syil, kapan buletin launching??” DI kala belajar lebih membawa nikmat ketimbang organisasi yang sekarang sedang membuatku jenuh. Yang membuatku kembali ke titik terendah semangat seperti beberapa waktu lalu. Yang membuatku kembali ke aktivitas menyukai menulis di blog. Maka muncullah inisiatif untuk memunculkan semangat itu kembali. Yah, luar biasa, buku kedua dari trilogi “Negeri 5 Menara’-nya Ahmad Fuadi yaitu berjudul “Ranah 3 Warna” memberikan secercah semangat baru di pagi ini.
Apalagi salah seorang teman dari Alif (tokoh utama novel tersebut), yaitu Baso’ sungguh menggetarkan jiwa saya. Dalam novel itu si Baso memiliki cita-cita besar dan cara luar biasa untuk mewujudkan cita cita itu. bahkan saya sampai ikut membayangkan, dan langsung darah di kakiku mengalir ke otak. Aku ingin seperti itu! Kata batinku.
Baso bercita-cita ingin ke Mekkah, Arab Saudi! Meskipun dengan cara apapun, katanya. Jadi dia kemudian membeli peta dunia. Lalu di peta tersebut ia gambarkan jalur dari Sulawesi ke Mekkah. “Alif, aku sangat inin ke Mekkah! Meskipun dengan berjalan kaki. Oleh itu aku sudah membuat jalur jalan kaki dari Sulawesi ke Mekkah,” kira-kira begitu yang disampaikan Baso ke Alif mengenai cita-citanya ke Mekkah itu. Wew, membuatku merinding membaca semangat luar biasa Baso di novel itu.
Lantas di kepalaku muncul gagasan yang serupa dengan baso itu. Kalau si Baso sangat ingin ke Mekkah, diriku jujur sejak akhir-akhir ini sangat ingin sekali bisa ke sebuah negara kaya ilmu pengetahuan di Eropa, yaitu Jerman! Arrrggggg.... Tiap pikiran ini membayangkan kata “Jerman” hasrat besar langsung memuncak. Bahkan tak segan-segan nafsu Arsyil sepintas berkata, “Pokoknya sebelum sampai ke liang lahat, setidaknya aku pernah ke Jerman.”
“Man jadda wajadda,” itulah salah satu mantra Alif dalam novel terbut, yang kemudian membuatku semakin bergairah dan bersemangat. Artinya siapa yang berusaha/ bersungguh-sungguh ia akan mendapatkannya! Oke, kesimpulannya aku pokoknya harus berusaha dulu kalau emang benar-benar ingin meraih cita-citaku.
Laptop kuhidpkan, printer kunyalakan, kertas kupasangkan di printer itu. Lalu sebuah peta dunia kugambar di photoshop laptop, dan di atasnya tertulis “Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Jerman.” Peta itu melukiskan garis dari Pangkalan Bun – Semarang – Jerman.Yups, Jerman adalah tujuanku menuntut ilmu selanjutnya. Amin Ya Allah. Aku mohon petunjukmu..
Semangat! Semangat! Semangat!
0 komentar:
Posting Komentar